Pada suatu hari yang cerah, seorang anak yang bernama Amir yang tinggal dengan ayahnya, dia kehilangan seorang ibu sejak Amir bayi. Seorang ayah yang merupakan guru seni musik disuatu sekolah SMA. seorang Ayah yang ingin anaknya bisa bermain alat musik tradisional seperti degung. ayah selalu mengajarkan Amir bermain Degung. Pada saat Amir bisa bermain alat musik degung pada saat dia umur 10 tahun. Amir sudah menguasai alat musik degung seperti bonang, saron, jengglong, suling, gong dan kendang.
Pada saat Amir sedang bermain degung, ayah ingin bertanya kepada Amir yang sedang asik bermain degung.
“Mir, kamu mempunyai cita-cita apa ?” tanya ayah.
“aku ingin menjadi dokter yah “ jawabnya Amir yang sedang bermain degung.
“oh bagus mir, tapi ayah pesan kepada amir untuk menjaga musik tradisional ya. Dan kamu harus memberi ilmu mu kepada orang lain agar tetap kuat musik tradisional ini. Bagaikan air bersih yang selalu dijaga agar tidak kotor, dan berilah air bersih kepada orang yang membutuhkan” jawab ayah yang sambil menghentikan amir bermain degung.
Beberapa tahun kemudian, Amir yang duduk di kelas 12 SMA, amir yang termasuk paling cerdas dikelasnya. Amir pun siswa berprestasi di sekokahnya. Amir yang tetap bercita-cita menjadi dokter , Sesudah lulus SMA ujian perguruan tinggi sudah dimulai. Amir yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan Amir pun mudah mengisi soal-soal tersebut. Amir mengikuti seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri yang berjuang dengan sahabatnya yang bernama Aji. walau mereka berbeda fakultas yang dicita-citakannya.
“Mir kamu gelisah sekali” kata aji.
“iya ji, aku gelisah tidak sabar melihat hasilnya” jawab amir yang sambil memainkan pulpennya.
“sabar mir, semoga kita sukses mencapai tujuan kita” jawab aji.
Beberapa hari kemudian hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri sudah tertera di web universitas tersebut. Amir pun bahagia karena namanya tertera di web tersebut.
“Ayah, aku lulus masuk kedokteran” Amir yang berteriak karena bahagia.
“Hah iya , syukur lah mir” jawab ayah yang terkejut.
“bagaimana temanmu , Aji ?” tanya ayah yang cukup kenal aji karena sering belajar bersama di rumah.
“Aji juga lulus yah” jawab Amir yang sambil tersenyum.
beberapa tahun kemudian Amir yang duduk dibangku perkuliahan kedokteran semester 4. Dia pun sibuk dengan kuliahnya jarang menemani ayahnya. Tetapi pada saat Amir sedang semester 4 ayahnya mengenai penyakit jantung. Terpaksa Amir tidak masuk kuliah karena Amir harus membawa ayahnya kerumah sakit.
Sesudah di cek oleh dokter, ayah Amir harus di operasi karena penyakit ayahnya sudah terlalu parah.
“dok bagaimana dengan keadaan ayah saya .?” tanya amir dengan sedih.
“gini mas amir, ayah kamu harus segera di operasi jika tidak ayah kamu tidak tertolong” jawab pak dokter dengan rasa kasian.
Amir pun bingung untuk mencari uang kemana. Terlambat sudah ayah amir meninggal. Amir merasakan sedihnya hidup ini. Hidup tanpa kedua orang tuanya. Amir memutuskan untuk berhenti kuliahnya karena tidak mampu untuk membayar kuliahnya. Saat amir sedang melamun amir mengingat sampaian ayah pada waktu amir kecil. Pesan dari ayah yang menyuruh amir untuk menjaga musik tradisional. Amir yang cukup menguasai berbagai lagu pada musik degung , amir pun membuka les musik tradisional.
beberapa tahun kemudian amir menjadi orang yang sukses. Dia mempunyai tempat les musik tradisional yang cukup besar dan dia mempunyai teman kerja samanya. “Terimakasih ayah sudah mengajarkan aku” sambil tersenyum ucapan dalam hatinya.